Posted by : hanunes
Selasa, 03 November 2015
Judul: Cintaku Nyangkut di Fesbuk
Penulis : Endik Koeswoyo
Penerbit : Laksana
Cetakan : Pertama, Oktober 2011
Tebal : 248 Halaman
Budi
memang rada-rada kuper dan gaptek dalam ukuran anak remaja sekarang. Kenapa
begitu, karena hari gini ngak kenal juga dengan Facebook (FB). Tak heran jika
gayanya masih culun, kuper dan ngak tahu cara cari teman yang banyak.
Bahasanya
pun rada-rada bikin jutek. Rencananya mau bikin terkesan, eh malah jadinya
bikin kesal. Hal itulah yang dilakukannya sama Rasti, cewek pertama yang
nyangkut di hatinya. Karena sok keren dalam merayu, jadinya malu karena ngak
mutu.
Untung
Budi bukan cowok yang mudah menyerah pada nasib. Ia akhirnya penasaran juga
dengan makhluk bernama FB itu. Dari sahabatnya Ronilah, ia mulai mengenal
dengan apa yang namanya FB. Hidupnya pun mulai berubah 10 derajat, lalu 20
derajat, 45 derajat, sampai akhirnya mendekati 180 derajat.
Berkat
sindiran-sindiran Roni di statusnya, ia jadi mau mengubah penampilan diri. Ia
mulai ke salon untuk sekedar dapat foto oke, untuk dipajang di FB. Hasilnya
lumayan keren, beberapa jomblowati mulai komen di wallnya.
Agar
bisa online setiap waktu, ia pun modal beli modem. Sejak saat itu, kenalannya
sesama jomblo makin banyak. Mantapnya Budi, ia hanya add cewek-cewek yang
jomblowati. Sementara yang jomblowan, lumayan ia cuekin. Takut dibilang
hombreng katanya.
Tak
butuh waktu lama bagi Budi untuk adaptasi dengan FB. Kini ia pun sudah mahir,
dengan tambah teman yang terus meningkat per hari. Kawan lamanya juga tambah
banyak, sehingga hari-harinya kini banyak dihabiskan di depan layar laptop.
Jadinya,
Budi nyangkutkan cintanya di FB. Pada akhirnya, ada juga cewek bernama Illa
yang mau sama Budi. Temannya Roni juga dapat jodoh, walau masih 50 persen.
Soalnya kan belum ijab Kabul. Kalau sudah ijab Kabul, barulah dikatakan
usahanya sudah 100 persen.
Novel
kocak berjudul “Cintaku Nyangkut di Fesbuk’ ini, lumayan mengocok perut. Bagi
yang ingin senyum-senyum dan ketawa sendiri, direkomendasikan baca novel ini.
Dijamin bakal dibilang gila, jika ada yang lihat lewat kepala saja.
Pelajaran
yang bisa diambil dari novel ini, terkait usaha untuk mengubah takdir. Yang
namanya jodoh memang harus dicari. Jika ngak pede ketemu langsung, ketemu di
dunia maya juga kadang membuahkan hasil.
Jadi
kerjakan yang positif di dunia maya, hasilnya juga bakal positif. Itu baru
namanya teknologi bawa berkah, bukan menjadi penambah dosa. Tentu hanya
orang-orang pintarlah yang bisa seperti ini.